What Have We Gained From Ramadan?
Ramadan is a school of iman and a 'stop to recharge one's spiritual batteries' - to acquire one's provision for the rest of the year...
For when will one take a lesson and change for better if not in the month of Ramadan?
The noble month is a true school of transformation in which we change our actions, habits and manners that are in variance with the Law of Allah 'azza wa jall. “Verily, Allah does not change the condition of a people until they change what is in themselves.” [Ar-Ra`d, 11]
If you are from those who benefited from Ramadan, fulfilled the requirements of taqwa, truly fasted the month, prayed in it with truthfulness, and strove against you soul, then praise and thank Allah, and ask Him for steadfastness upon it until you meet your death.
Be not like one who has sewn a shirt and then destroyed it... Have you seen one who sewed a shirt or thawb, so when she looked at it, she liked it. Then she destroyed it pulling a thread by thread for no reason. What would people say about such a person?! Or have you seen one who earns a fortune trading throughout the day, then when the night comes, he throws away all that he earned, dirham by dirham. What would people say about such a person?!
This is the condition of one who returns to sinning and evildoing after Ramadan and leaves obedience and righteous actions. So after he was favored with the blessing of obedience and enjoyment of communicating with Allah he returned to the blaze of sins and evil actions. How evil are the people who know Allah only in Ramadan!
My dear ones,
falling short in one's commitment to Islam after Ramadan is manifested in many ways, including:
1 – Men leaving the five prayers in congregation, after they filled mosques for Taraweeh prayers, thus going to the masjid for recommended prayers and leaving obligatory ones.
2 – Return to musical entertainment, forbidden films, women displaying their adornment beyond that which ordinarily appears thereof, free mixing etc.
This is not thankfulness for blessings and favors, nor is it the sign of acceptance of one's actions, rather this is opposition to favors and absence of thankfulness.
These are from signs of one's deeds not being accepted – and Allah's refuge is sought – for one who truly fasts rejoices on the occasion of `eid, praises his Lord for helping him complete the fast, and remains fearful that Allah may not accept his fasting, just as the Salaf would continue asking for acceptance of their actions in Ramadan for six months after it.
From signs that one's deeds are accepted is that he or she has improved in his or her obedience to Allah `azza wa jall. “And remember when your Lord proclaimed, 'If you are grateful, I will surely increase you [in favor]…” [Ibrahim, 7] Increase you in good, faith and righteous actions. So if the servant is truly thankful to his Lord, you will see him guided to more obedience and distanced from sinfulness. Thankfulness is leaving sins, as the early Muslims said.
“And worship your Lord until there comes you to the certainty [i.e. death].” [al-Hijr, 99]
The Muslim must continuously be in the state of obedience of Allah, firm upon His Sharee`ah, steadfast upon His Deen, so that he or she is not of those who worship Allah only during one month or only in one place. Rather, the believer knows that the Lord of Ramadan is also the Lord of other months, and that He is the Lord of all times and places, so he is steadfast upon the Sharee`ah of Allah until he meets Him while He is pleased with him. Allah ta`ala said, “So remain on a right course as you have been commanded, [you] and those who have turned back with you [to Allah].” [Hud, 112] And, “So take a straight course to Him and seek His forgiveness.” [Fussilat, 6] And the Prophet, sallallahu `alayhi wa sallam, said, “Say 'I believe in Allah', then be steadfast.” [Muslim]
-- If the fasting in Ramadan has ended, then there remains voluntary fasting, such as fasting six days in Shawwal, on Mondays and Thursdays, the three days in the middle of the month, the days of `Aashoora and `Arafat, and others.
-- If standing in prayer at night during Ramadan has ended, then there remains voluntary night prayer throughout the year. “They used to sleep but little of the night.” [Adh-Dhaariyaat, 17]
-- If the charity in Ramadan and zakat ul-fitr have ended, then there is the obligatory Zakat, and also there are many other open doors to charity, voluntary actions and jihad.
-- Reading of the Qur'an and contemplating it is not only for Ramadan, rather it is for all times.
Righteous actions are for all times and all places, so strive – O my brother and sister – and beware of laziness. And remember that it is not allowed for us to leave the obligatory actions or delay them, such as the five daily prayers on time, in congregation etc.
And do not fall into forbidden actions, such as forbidden sayings, food and drinks, or by looking at or listening to what is forbidden.
Be steadfast and upright upon the Deen of Allah at all times, for you do not know when you'll meet the Angel of Death. Beware of him taking you while you are in a state of sin. “O Allah, Who turns the hearts, keep our hearts steadfast upon Your Deen.”
I ask Allah to accept from us and you our fasting, our prayers and other righteous actions, that our condition after Ramadan be a better one, that the state of our Ummah improves, that we are granted honour and that we truly turn to our Lord…Ameen
(Adapted from "Wa maadha ba`da Ramadaan", by Dar Al-Watan (120) & note of the ideal muslimah on facebook)
Selengkapnya...
Minggu, 12 September 2010
WHAT AFTER RAMADHAN ??
Kamis, 09 September 2010
Kumpulan Hadits
Dari Ibnu Abbas ra bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang kepada Nabi
SAW dan bertanya:" Sesungguhnya ibuku nadzar untuk hajji, namun belum
terlaksana sampai ia meninggal, apakah saya harus melakukah haji untuknya ?"
Rasulullah SAW menjawab:"Ya, bagaimana pendapatmu kalau ibumu mempunyai
hutang, apakah kamu membayarnya ?. Bayarlah hutang Allah, karena hutang
Allah lebih berhak untuk dibayar". (HR Bukhari).
Dari Abdullah bin Abbas ra bahwa Saad bin Ubadah ibunya meninggal dunia
ketika ia tidak ada di tempat, lalu ia datang kepada Nabi SAW untuk
bertanya,"Wahai Rasulullah SAW sesungguhnya ibuku telah meninggal sedang
saya tidak ada di tempat, apakah jika saya bersedekah untuknya bermanfaat
baginya?" Rasul SAW menjawab,"Ya." Saad berkata,"Saksikanlah bahwa kebunku
yang banyak buahnya aku sedekahkan untuknya." (HR Bukhari)
Seorang wanita dari Khats`am bertanya,"Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah
mewajibkan hamba-nya untuk pergi haji, namun ayahku seorang tua yang lemah
yang tidak mampu tegak di atas kendaraannya, bolehkah aku pergi haji
untuknya ?". Rasulullah SAW menjawab,"Ya". (HR Jamaah)
Diriwayatkan oleh 'Aisyah ra. bahwa ia bertanya kepada Nabi SAW, "Bagaimana
pendapatmu kalau saya memohonkan ampun untuk ahli kubur?" Rasul SAW
menjawab,"Ucapkan: (salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada ahli kubur
baik mu'min maupun muslim dan semoga Allah memberikan rahmat kepada generasi
pendahulu dan generasi mendatang dan sesungguhnya -insya Allah- kami pasti
menyusul)." (HR Muslim).
Dari Ustman bin 'Affan ra berkata,"Adalah Nabi SAW apabila selesai
menguburkan mayyit beliau berdiri lalu bersabda, "Mohonkan ampun untuk
saudaramu dan mintalah keteguhan hati untuknya, karena sekarang dia sedang
ditanya." (HR Abu Dawud)
Dari Auf bin Malik ia berkata: Saya telah mendengar Rasulullah SAW - setelah
selesai shalat jenazah bersabda,"Ya Allah ampunilah dosanya, sayangilah dia,
maafkanlah dia, sehatkanlah dia, muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah
kuburannya, mandikanlah dia dengan air es dan air embun, bersihkanlah dari
segala kesalahan sebagaimana kain putih bersih dari kotoran, gantikanlah
untuknya tempat tinggal yang lebih baik dari tempat tinggalnya, keluarga
yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya
dan peliharalah dia dari siksa kubur dan siksa neraka." (HR Muslim).
Dari Ummul Mu'minin Aisyah ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,"
Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada isterinya. Dan aku adalah
orang yang paling baik di antara kalian kepada isteriku." (HR At-tirmizy)
Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan obatnya.
Maka sebagian orang mengetahui obatdan sebagian orang tidak mengetahuinya. (HR
Ahmad dalam Musnad )juga dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami'.
Dari Hadits Ziyad bin 'Ilaqah bin Usamah bin Syuraik berkata," Aku bersama
nabi SAW, ketika itu seorang arab datang bertanya,"Ya Rasulullah, apakah
kami diperintahkan untuk berobat?" Beliau SAW menjawab, "Ya, berobatlah
wahai hamba-hamba Allah, sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit
kecuali menurunkan juga obatnya, kecuali satu penyakit." "Penyakit apa itu?"
Nabi SAW menajwab, "Penyakit tua."(HR Bukhari, Abu Daud,An-Nasa'i, Tirmizy,
Ibnu Hazm dengan sanad yang shahih)
Nabi SAW bersabda, "Tidak halal bagi seorang muslim yang beriman kepada
Allah dan hari akhir untuk menyiramkan airnya pada tanaman orang lain." (HR
Abu Daud dan Tirmizy)
Nabi SAW bersabda, "Janganlah disetubuhi (dikawini) seorang wanita hamil
(karena zina) hingga melahirkan." (HR Abu Daud dan dishahihkan oleh
Al-Hakim)
Dari Aisyah ra berkata,`Rasulullah SAW pernah ditanya tentang seseorang yang
berzina dengan seorang wanita dan berniat untuk menikahinya, lalu beliau
bersabda,`Awalnya perbuatan kotor dan akhirnya nikah. Sesuatu yang haram
tidak bisa mengharamkan yang halal`. (HR Tabarany dan Daruquthuny).
Seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW,`Isteriku ini seorang yang suka
berzina`. Beliau menjawab,`Ceraikan dia`. `Tapi aku takut memberatkan
diriku`. `Kalau begitu mut`ahilah dia`. (HR Abu Daud dan An-Nasa`i)
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Pilihlah 4 orang dari mereka
dan ceraikan sisanya." (HR At-tirmizy1128 danIbnu Majah1953)
Dari Habib bin Abi Tsabit dari Urwah dari Aisyah ra. dari Nabi SAW bahwa
Rasulullah SAW mencium sebagian isterinya kemudian keluar untuk shalat tanpa
berwudhu`". Lalu ditanya kepada Aisyah, "Siapakah isteri yang dimaksud,
kecuali anda?". Lalu Aisyah tertawa. (HR Turmuzi Abu Daud, An-Nasai, Ibnu
Majah dan Ahmad).
Dari Jabir bin Abdillah berkata bahwa Rasulullah SAW melaknat orang yang
makan riba, yang memberi makan, penulisnya dan dua orang saksinya. Dia
berkata, "Mereka sama." (HR Muslim)
Dari Ibnu Abbas ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang
berbicara pada hari Jumat sedangkan imam sedang berkhutbah, dia seperti
keledai yang membaca kitab. Sedangkan yang berkata, "Diamlah," maka dia
tidak mendapat Jumat." (HR Ahmad)
Hadits Abi Hurairah ra. di dalam shahihain marfu', "Bila kamu berkata kepada
temanmu: diamlah, pada hari Jumat sementara imam berkhutbah, maka kamu telah
sia-sia." (HR Bukhari dan Muslim)
Allah SWT telah mencerahkan wajah seseorang yang mendengar sesuatu dariku,
kemudian dia menyampaikannya lagi kepada orang lain sebagaimana yang dia
dengar. (HR Tirimizy)
Dari Abi Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Tidaklah suatu
kaum duduk pada sebuah majelis untuk berzikir kepada Allah, kecuali malaikat
menaungi mereka, mencurahi mereka dengan rahmat serta nama mereka disebut di
hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya." (HR Muslim)
Sesungguhnya Allah punya malaikat yang berkeliling di jalan-jalan mencari
ahli zikir. Bila para malaikat itu menemukan suatu kaum yang sedang
berzikir, mereka pun memanggil yang lainnya dan berseru,"Kemarilah
laksanakan tugas kalian." Maka para malaikat itu menainginya dengan sayap
mereka ke langit dunia. (HR Bukhari)
Dari Aisyah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapapun wanita yang
menikah tanpa izin walinya maka nikahnya itu batil. Jika (si laki-laki itu)
menggaulinya maka harus membayar mahar buat kehormatan yang telah
dihalalkannya. Dan bila mereka bertengkar, maka Sulthan adalah wali bagi
mereka yang tidak punya wali." (HR Ahmad, Abu Daud, Tirmizi dan Ibnu Majah.)
Dari Abi Buraidah bin Abi Musa dari Ayahnya berkata bahwa Rasulullah SAW
telah bersabda, "Tidak ada nikah kecuali dengan wali." (HR Ahmad dan Empat)
Dari Al-Hasan dari Imran marfu'an, "Tidak ada nikah kecuali dengan wali dan
dua saksi." (HR Ahmad).
Dari Aisyah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bila akan bepergian, beliau
mengadakan undian bagi isteri-isterinya. Siapa pun yang keluar anak
panahnya, maka berhak ikut beliau. (HR Bukhari dan Muslim)
Dari Aisyah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa pun wanita yang
menikah tanpa izin dari walinya, maka nikahnya batil." (HR Arbaah kecuali
An-Nasa'i- Abu Uwanah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim menshahihkannya)
Dari Abi Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah
seorang wanita menikahkan wanita lainnya. Dan jangalah seorang wanita
menikahkan dirinya sendiri." (HR Ibnu Majah dan Ad-Daruquthuni dengan rijal
yang tsiqat)
Dari Abi Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang firman
Allah SWT, "Wa Qur'anal fajri inna qur'anal fajri kana masyhuda: Disaksikan
oleh malaikat malam dan malaikat siang. (HR. Tirmizy dengan derajat hasan
shahih)
Dari Abi Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan
shalat berjamaah dengan shalat sendirian adalah 25 derajat. Dan malaikat
malam dan malaikat siang berkumpul pada saat shalat shubuh." (HR Bukhari)
Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal:
Sedekah jariyah, anak yang shalih yang mendo'akannya atau ilmu yang
bermanfaat sesudahnya. (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa'i dan
Ahmad).
Dari Ma'qil bin Yasar ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Bacakanlah
surat Yaasiin atas orang yang meninggal di antara kalian." (HR Abu Daud,
An-Nasaa'i dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban)
Dari Abi Hurairah ra berkta bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya
orang-orang Yahudi tidak mau menyemir rambut, karena itu berbedalah kamu
dengan mereka". (HR Bukhari dan Muslim)
Dari Jabir bin Abdullah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Ubahlah
ini (uban) tetapi jauhilah warna hitam." (HR Muslim)
Sebaik-baik bahan yang dipakai untuk menyemir uban ialah pohon inai dan
katam. (Riwayat Tarmizi dan Ashabussunan)
Hinna' adalah pewarna rambut berwarna merah sedangkan katam adalah pohon
Yaman yang mengeluarkan zat pewarna hitam kemerah-merahan.
Dari Ibnu Abbas ra berkata,"Rasululullah SAW melaknat laki-laki yang bergaya
wanita dan wanita yang bergaya lak-laki." Dan beliau berkata,"Keluarkanlah
mereka dari rumah-rumah kalian." (HR Bukhari)
Dari Ali bin Abi Thalib berkata bahwa Rasulullah SAW melarang wanita untuk
menggunduli (botak) kepalanya. (HR An-Nasai)
Dari Ibnu Umar ra berkata bahwa Rasulullah SAW melarang potongan Qoza'
(membotaki sebagian kepala dan membiarkannya sebagian) (HR Bukhari Muslim)
Dari Ibnu Umar ra berkata bahwa Rasulullah SAW melihat anak kecil digunduli
sebagian kepalanya dan dibiarkan sebagiannya lagi. Maka beliau
bersabda,"Gunduli seluruhnya atau tidak sama sekali (HR Bukhari Muslim).
Dari Amru bin Hazm bahwa Rasulullah SAW menuliskan: Tidaklah seseorang
menyentuh Al-Quran kecuali dalam keadaan suci. (HR Malik 1/199, Abdurrazzaq
1/341, Al-Baihaqi 1/87 dan Ad-Daruquthuni 1/121)
Dari Abi Hurairah ra. bahwa nabi SAW bersabda, "Janganlah dimadu antara
seorang wanita dengan ammahnya (bibi dari pihak ayahnya) atau khalahnya
(bibi dari pihak ibunya). (HR. Muttafaq 'alaihi)
Dari Ibn Abbas dari Rasulullah SAW bersabda tentang orang yang menyetubuhi
isterinya dalam keadaan haidh, "Orang yang menyetubuhi isterinya diwaktu
haid haruslah bersedekah satu dinar atau setengah dinar." (HR. Khamsah dan
dishahihkan oleh Al-Hakim dan Ibnu Al-Qaththan)
Dari Anas ra. bahwa orang Yahudi bila para wanita mereka mendapat haidh,
tidak memberikan makanan. Rasulullah SAW bersabda, "Lakukan segala yang kau
mau kecuali hubungan badan." (HR Muslim)
Dari Aisyah ra berkata, "Rasulullah SAW memerintahkan aku untuk memakain
sarung, beliau mencumbuku sedangkan aku dalam keadaan datang haidh." (HR
Muslim)
Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal:
Sedekah jariyah, anak yang shalih yang mendo'akannya atau ilmu yang
bermanfaat sesudahnya. (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa'i dan Ahmad)
Dari Abi Ad-Darda' dan Abi Dzar ra berkata, "Tidaklah seseorang mati lalu
dibacakan atasnya surat Yaasiin, kecuali Allah ringankan siksa untuknya." (HR
Ad-Dailami dengan sanad yang dhaif sekali)
Adalah Ibnu Umar ra. gemar membacakan bagian awal dan akhir surat Al-Baqarah
di atas kubur sesuah mayat dikuburkan. (HR. Al-Baihaqi dengan sanad yang
hasan).
Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Hajar Aswad turun dari
surga berwarna lebih putih dari susu lalu berubah warnanya jadi hitam akibat
dosa-dosa bani Adam." (HR. Timirzi, An-Nasa`I, Ahmad, Ibnu Khuzaemah dan
Al-Baihaqi).
Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Rasulullah SAW bersada, "Demi Allah, Allah akan
membangkit hajar Aswad ini pada hari qiyamat dengan memiliki dua mata yang
dapat melihat dan lidah yang dapat berbicara. Dia akan memberikan kesaksian
kepada siapa yang pernah mengusapnya dengan hak." (HR. Tirmizy, Ibnu Majah,
Ahmad, Ad-Darimi, Ibnu Khuzaemah, Ibnu Hibban, At-Tabrani, Al-Hakim,
Al-Baihaqi, Al-Asbahani).
Dari Abdullah bin Amru berkata, "Malaikat Jibril telah membawa Hajar Aswad
dari surga lalu meletakkannya di tempat yang kamu lihat sekarang ini. Kamu
tetap akan berada dalam kebaikan selama Hajar Aswad itu ada. Nikmatilah batu
itu selama kamu masih mampu menikmatinya. Karena akan tiba saat di mana
Jibril datang kembali untuk membawa batu tersebut ke tempat semula." (HR.
Al-Azraqy).
HADIS MENGENAI KEMATIAN
Tersebut di dalam Unbar (Hadis) lima perkara racun yang membunuh dan lima perkara penawar sebagai ubatnya:
a. Dunia itu racunnya dan zahid itu ubatnya.b. Harta itu racunnya dan zakat itu ubatnya.c. Perkataan yang sia-sia itu racunnya dan zikir Allah itu ubatnya.d. Seluruh umur itu racunnya dan taat itu ubatnya.e. Seluruh tahun itu racunnya dan Ramadan itu ubatnya.
Sabda Nabi S.A.W.:Akan datang kasih mereka lima perkara dan lupa mereka lima perkara:a. Kasih mereka kepada hidup — lupa mereka kepada mati.b. Kasih mereka kepada harta — lupa mereka kepada hisab.c. Kasih mereka kepada mahligai — lupa mereka kepada kubur.d. Kasih mereka kepada dunia — lupa mereka kepada akhirat.e. Kasih mereka kepada makhluk — lupa mereka kepada Allah.
Apabila hampir mati seseorang hamba Allah maka terbahagilah dia kepada limabahagi.a. hartanya untuk warisnya.b. nyawanya untuk Malaikal Maut.c. dagingnya untuk ulat-ulat.d. tulangnya untuk tanah.e. amalan dan kebajikannya untuk orang yang dianayainya. ,
Apabila bercerailah nyawa dari badan maka terdengarlah seruan dari langit tiga kali:a. Hai anak Adam, adakah engkau tinggal dunia atau dunia tinggalkan engkau?b. Hai anak Adam, adakah engkau himpun dunia atau dunia himpunkan engkau?c. Hai anak Adam, adakah engkau bunuh dunia atau dunia bunuhkan engkau?
Apabila dihantar ke tempat mandi berserulah suara dari langit tiga kali:a. Hai anak Adam, di manakah badan engkau yang kuat mengapa jadi lemah?b. Hai anak Adam, di manakah lidah engkau yang pitah bercakap mengapa diam?c. hai anak adam di manakah kekasih engkau mengapakah jadi mulia rakan engkau?
Apabila dibawa ke atas kain kapan maka menyerJah suara dari langit tiga kali:a. Hai anak Adam, engkau herjalan kepada perjalan yang jauh dengan tidak berbekal?b. Hai anak Adam, engkau keluar dari rumah tiada akan engkau kembali selama-lamanya?c. Hai anak Adam, engkau tinggal segala kenderaan maka tiada engkau kenderai selama-lamanya? dan engkau berpindah kepada negeri yang huru hara!
Apabila manyat dibawa di atas perusung (keranda) maka menyerulah suara dari langit tiga kali:a. Hai anak Adam amat beruntunglah (bahagialah) kamu jika kamu menjadi seorang yang bertaubat.b. Hai anak Adam amat beruntunglah (bahagialah) kamu jika amal mu baik.c. Hai anak Adam amat beruntuglah (bahagialah) kamu jika sahabat mu dalam keredaan Allah — dan amat rugilah (celakalah) kamu jika sahabat mu orang yang dimurkai Allah.
Apabila mayat diletakkan untuk disembahyangkan maka menyerulah suara dari langit tiga kali:a. Wahai anak Adam segala amal mu yang telah kamu lakukan akan kamu lihat.b. Wahai anak Adam, jika amal mu itu baik kamu akan lihat baik.c. Wahai anak Adam, jika amal mu itu buruk maka kamu kan lihat buruk.
Imam Annas bin Malik Radziyallah Anhu berkata, bahawa bumi setiap hari berkata:a. Wahai anak Adam, kamu berjalan di atas ku, kamu akan kembali ke dalam perut ku (kubur).b. Hai anak Adam, kamu berbuat maksiat dan dosa di atas ku, dan kamu akan disiksa di dalam perut ku (kubur).c. Kamu bergurau di atas ku, dan kamu akan menangis di dalam perut ku (kubur).
Wallahualam..."sesungguhnya mati itu pasti"
sumber : friend's facebook note
Selengkapnya...
NASHRUDDIN sang SUFI
Nasruddin adalah tokoh sufi terkenal di daratan Asia Tengah, Eropa Timur, dan juga Cina.
Kisah Beliau seperti kisah Abu Nawas yang terkenal melintasi batas dan waktu, cerita Nasrudiin bahkan seakan telah berubah menjadi crita rakyat yang tak jarang disesuaikan dengan konteks lokal.Tak heran bila beliau mendapat sebutan di negara yang berbeda.
berikut adalah 3 cerita mengenai dirinya :
Mimpi Religius
Nasruddin sedang dalam perjalanan dengan seorang Pastur dan Yogi (Biksu). pada hari kesekian bekal mereka habis dan tinggal sepotong kecil roti, masing2 mereka berhak memakan roti itu. setelah debat seru mereka akhirnya sepakat memberikan roti itu kepada siapa yang malam itu bermimpi paling religius, maka mereka tertidur.
pagi hari saat terbangun, pastur bercerita:"Aku bermimpi meliah Kristus membuat tanda salib, itu adalah tanda yg istimewa sekali"
Yogi menukas:"itu memang istimewa, tapi aku bermimpi melakukan perjalanan ke Nirwana dan menemui tempat yg paling indah"
kemudian Nasruddin berkata:"aku bermimpi sedang kelaparan ditengah gurun dan tampak bayangan Nabi Khidir dan bersabda 'kalau engkau lapar, makanlah roti itu?'. Jadi aku langsung bangun dan memakan roti itu saat itu juga.
Bersembunyi
saat malam seorang pencuri memasuki rumah Nasruddin. kebetulan Nasruddin melihatnya, karena ia sendirian saja maka Nasruddin cepat2 bersembunyi di dalam peti. sementara itu pencuri memuali aksinya menggerayangi rumah. sekian lama kemudian pencuri belum menemukan sesuatu yang berharga hingga akhirnya ia membuka peti besar dan memergoki Nasruddin yang bersembunyi. "AHA!" kata se pencuri, "apa yg sedang engkau lakukan disini?"
Jawab Nasruddin :"Aku malu karena aku tidak memiliki apa2 yang bisa kamu ambil, itulah sebabnya aku bersembunyi disini"
Keledai membaca
Timur Lenk menghadiahi Nasruddin seekor keledai dan nasruddin menerimanya dengan senang hati, tetapi timur lenk meminta agak keledai itu diajarkan membaca dan diberi waktu 2 minggu untuk melihat hasilnya.
2 minggu kemudian nasruddin kembali keistana dan timur lenk menunjukkan sebuah buku besar. nasruddin mengigring keledainya ke buku itu dan membuka sampulnya.
Si keledai menatap buku itu dan tak lama mulai membalik halamannya dengan lidahya. terus menerus dibaliknya setiap halaman sampai halaman akhir. setelah itu si keledai menatap nasruddin "demikianlah, keledaiku sudah bisa membaca"kata nasruddin
timur lenk menanyakan bagaimana cara mengajarkan keledai itu menbaca?
Nasrudin berkisah, "Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku, dan aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halam untuk bisa makan biji-biji gandum itu, sampai ia terlatih betul untuk membalik-balik halaman buku dengan benar."
"Tapi," tukas Timur Lenk tidak puas, "Bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya ?"
Nasrudin menjawab, "Memang demikianlah cara keledai membaca: hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya. Kalau kita membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, kita disebut setolol keledai, bukan?
sumber : http://www.facebook.com/deliar.nudita catatan facebook acoount ini ^^
Selengkapnya...