Sudah menjadi lumrah dalam kehidupan bahwa segala sesuatu itu ada kebalikan dan ada dua pilihan antara yang baik dan buruk, kebaikan selalu identik dengan hal-hal yang menyulitkan, sementara keburukan tentu sebaliknya seperti di terangkan dalam sebuah hadits,
الجَنَّّةُ خُفََّتْ بِالمَكَارِهَ وَ النَّارُ خُفَّتْ بِالشَهَاوَتِ
“surga itu di kelilingi oleh hal-hal yang haram dan neraka di kelilingi dengan hal-hal yang menyenangkan (syahwat)”.
Surga dalam hadits di atas di tunjukan kepada kebaikan yang kadang kala memang sulit untuk dipertahankan, sedangkan neraka dimaksudkan kepada hal keburukan yang penuh dengan kesenangan-kesenangan yang menyesatkan.
Dalam konteks diatas tentu ktia telah faham bahwa dalam kehidupan mausia ada dua jalan yang dapat di pilih, baik atau buruk hal tersebut menadi pilihan si penjalan kehidupan. Adapun di rubik Dirosah Islamiah ini akan di jelaskan sebuah petuah yang di ambil dari kitab “Nashoihul ‘Ibad” karangan seorang Imam besar yang lahir di Banten, Imam Nawawi :
1. Sebahagianya manusia
أَسْعَدَ النَاِس مَنْ لَهُ قَلْبٌ عَالِمٌ وَ بَدَنٌ صَابِرٌ وَقَنَاعَةٌ بِمَا فِي اليَدِ
“Sebahagia-bahagianya manusia adalah siapa yang mempunyai hati yang alim, mempunyai badan yang sabar, menerima dengan apa yang ada di tangannya”.
Ada tiga bagian dalam penjelasan diatas,
• Yang mempunyai hati yang alim
yaitu orang yang tahu bahwa Allah Swt selalu bersamanya.
• Yang mempunyai badan yang sabar
yaitu orang yang selalu bersabar dalam kehidupannya biar susah maupun
senang.
• Yang menerima dengan apa yang ada di tangannya
yaitu orang yang menerima dengan ikhlas dari apa yang di berikan allah kepadanya ketika tak mendapatkan apa yang ia inginkan.
2. Serusaknya mausia
سُوءَ النَاسِِِِ مَنْ فُضُوْلُ الكَلامِ وَ فُضُوْلُ الطَََعَامِ وَفُضُوْلٌ المَنَامِ
“Serusak-rusakya manusia adalah siapa yang banyak bicara, banyak makan, banyak tidur”.
Tidak jauh berbeda dengan penjelasan nomor satu, penjelasan inipun mempunyai
Tiga bagian,
• Banyak bicara ( yang tak ada manfaatnya )
yaitu orang yang selalu berbicara dan berkata hal yang sia-sia dan tak penting seperti meng-ghibah.
• Banyak makan (yang sama sekali tak menolong pada agama )
yaitu orang yang banyak makan akan tetapi tidak ada ibadah dalam hidupnya dan itu tak dapat menjadi sebuah pertolongan untuk memangun agamanya.
• Banyak tidur ( yang sama sekali tak bermanfaat pada agama )
yaitu orang yang suka tidur dan selalu meninggalkan ibadah yang sama sekali tak bermanfaat untuk agamanya.
Dari kedua penjelasan diatas terdapat perbedaan yang amat mencolok antara kebaikan dan keburukan bagaikan siang dan malam putih dan hitam. Selanjutnya hanya masing-masing dari individual-lah yang dapat menilai dan mengambil hikmah dari penjelasan di atas, semoga tulisan pendek ini dapat memberkan pelajaran untuk kita ( sebagaimana judul rubik “dirosah”) agar senantiasa memilih jalan kebaikan dalam hidup yang fana ini agar menjadi sebahagia-bahagianya manusia.
[ummah] sumber : nashoihul ‘ibad
Selasa, 02 November 2010
SERUSAK DAN SEBAHAGIANYA MANUSIA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank you for reading !! left your comment, please..